Tiba-tiba mataku melek , telingaku yang sebelumnya telah mendengar gemuruh kecil yang mebesar dengan cepat…cepat sekali semua bergetar. Sadarku segera bertindak, loncat, kubangunkan istriku dengan teriakan panik sambil kuangkat paksa anakku yang masih pulas dengan cepat kulari keluar rumah. Gemuruh itu berubah jadi goncangan seakan ada dibelakangku dan mengejarku…aku tetap lari ke tanah yang agak lapang di depan kanan rumah. Ketika tiba disitu hampir serempak pula pintu2 rumah terbuka dan tanah yang agak lapang itu penuh dengan orang yang sebagian besar masih pucat karena takut, kaget dan belum mandi!
Inikah awal??? Awal dari letusan gunung Merapi??? Awal saja sebesar ini bagaimana nanti???.walaupun merapi tertutup bangunan rumah mataku tetap menatap ke utara menunggu apa yang berikutnya terjadi….
Inikah akhir??? Tiba-tiba aku tersadar akan kuasa yang besar yang jauh dari bayangan kita sehari2, yang walaupun kita tahu dan kita imani tetapi malas kita selami, itu ternyata sangat dekat dengan kita dan itu ternyata sangat besar. Dimana kuasa itu kita tidak bisa terka kapan datang, kapan pergi atau tidak akan pergikah? Akankah aku dan semua keluargaku berakhir?
Inikah awal??? Awal dari letusan gunung Merapi??? Awal saja sebesar ini bagaimana nanti???.walaupun merapi tertutup bangunan rumah mataku tetap menatap ke utara menunggu apa yang berikutnya terjadi….
Inikah akhir??? Tiba-tiba aku tersadar akan kuasa yang besar yang jauh dari bayangan kita sehari2, yang walaupun kita tahu dan kita imani tetapi malas kita selami, itu ternyata sangat dekat dengan kita dan itu ternyata sangat besar. Dimana kuasa itu kita tidak bisa terka kapan datang, kapan pergi atau tidak akan pergikah? Akankah aku dan semua keluargaku berakhir?
Itulah yang kurasakan pagi itu sekitar jam 6 kurang.
Setelah gempa susulan yang pertama orang mulai agak tenang dan berusaha mencari tau apa yang terjadi. Listrik ketika itu sudah mati dan radio yang pake batere ternyata sudah susah ada (sekarang dah pada pake compo!) di rumah sih ada yang dulu kita beli buat pembantu tetapi ternyata baterenya juga susah nyarinya. Jadi waktu itu di sekitar situ hanya ada satu yang bisa setel radio yang cuma bisa nangkep RRI ama Sonora. Aku dan keluarga sudah masuk rumah dan mulai membersihkan rumah karena banyak piring dan gelas jatuh pecah dari lemari buffet. Orang mulai ramai menceritakan pengalamannya masing menurut versinya masing2. Ibu dan Bapak mertua juga pulang dari pasar setelah menutup dagangannya. Cerita beliau lebih seru karena beliau sadang ada di lantai 3 Pasar Beringharjo, beliau tidak bisa lari cuma bisa pasrah menunggu.
Dari radio dan sms yang datang baru kita tahu bahwa gempa berasal dari Laut Kidul, dan dari perjalanan Bapak pulang dari pasar juga baru kita tahu beberapa bangunan yang ambruk dan materialnya menuhi jalan.
Bersambung….
Setelah gempa susulan yang pertama orang mulai agak tenang dan berusaha mencari tau apa yang terjadi. Listrik ketika itu sudah mati dan radio yang pake batere ternyata sudah susah ada (sekarang dah pada pake compo!) di rumah sih ada yang dulu kita beli buat pembantu tetapi ternyata baterenya juga susah nyarinya. Jadi waktu itu di sekitar situ hanya ada satu yang bisa setel radio yang cuma bisa nangkep RRI ama Sonora. Aku dan keluarga sudah masuk rumah dan mulai membersihkan rumah karena banyak piring dan gelas jatuh pecah dari lemari buffet. Orang mulai ramai menceritakan pengalamannya masing menurut versinya masing2. Ibu dan Bapak mertua juga pulang dari pasar setelah menutup dagangannya. Cerita beliau lebih seru karena beliau sadang ada di lantai 3 Pasar Beringharjo, beliau tidak bisa lari cuma bisa pasrah menunggu.
Dari radio dan sms yang datang baru kita tahu bahwa gempa berasal dari Laut Kidul, dan dari perjalanan Bapak pulang dari pasar juga baru kita tahu beberapa bangunan yang ambruk dan materialnya menuhi jalan.
Bersambung….
0 klik tuk kasih komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentarnya
kalo bingung pilih aja anonim